Biografi Kimiawan muslim
Abu Musa Jabir ibn Hayyan
Beliau mempunyai nama lengkap Abu Musa Jabir ibn Hayyan. Di daratan Eropa dan barat, beliau lebih dikenal dengan nama Geber. Jabir ibn Hayyan dilahirkan di Tus, Iran pada tahun 721 M dan meninggal di Kufah, Iraq tahun 815 M. Beberapa guru yang telah mendidik beliau diantaranya adalah Imam Ja`far Sadiq dan Khalifah Khalid ibn Yazid Bani Umayyah. Beliau masyhur dalam sejarah islam dan barat sebagai ”bapak kimia” dan ahli praktik medis dan ilmu kedokteran.
Refrensi : http://tanbihun.com/pendidikan/jabir-ibn-hayyan/
Al-Razi (Rhazes)
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Di awal kehidupannya, al-Razi begitu tertarik dalam bidang seni musik. Namun al-Razi juga tertarik dengan banyak ilmu pengetahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu seperti kimia, filsafat, logika, matematika dan fisika.
Walaupun pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut. Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad..Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan deskripsi
ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.
Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
* Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
* Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
* Sirr al-Asrar:
o lmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.
o Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
o Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.
Menurut H.G Wells (sarjana Barat terkenal), para ilmuwan muslim merupakan golongan pertama yang mengasas ilmu kimia. Jadi tidak heran jika sekiranya mereka telah mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad bermula dari abad kedelapan masehi.
Referensi : http://mgmpkimia.wordpress.com/tokoh-kimia/al-razi-865-925/
Beliau mempunyai nama lengkap Abu Musa Jabir ibn Hayyan. Di daratan Eropa dan barat, beliau lebih dikenal dengan nama Geber. Jabir ibn Hayyan dilahirkan di Tus, Iran pada tahun 721 M dan meninggal di Kufah, Iraq tahun 815 M. Beberapa guru yang telah mendidik beliau diantaranya adalah Imam Ja`far Sadiq dan Khalifah Khalid ibn Yazid Bani Umayyah. Beliau masyhur dalam sejarah islam dan barat sebagai ”bapak kimia” dan ahli praktik medis dan ilmu kedokteran.
Peran terbesar Jabir ibn Hayyan
di bidang kimia adalah dengan memperkenalkan sebuah metode baru
”pendekatan ekperimen” dan laboratorium sebagai tempat eksperimen.
Melalui metode ini, beliau telah mengubah ”ilmu kimia klasik” menjadi
ilmu kimia modern. Terkait dengan peran penting eksperimen, ibn Hayyan
berkata ”hal pertama yang paling penting dalam kimia adalah anda harus
melakukan kerja praktik dan eksperimen. Seorang ilmuwan yang tidak
melakukan kerja praktik atau eksperimen, maka dia tidak akan pernah
mencapai puncak profesionalitas dalam bidangnya. Wahai anakku, lakukan
eksperimen sehingga kamu akan menyerap dan menguasai ilmu pengetahuan
secara sempurna. Seorang ilmuwan mencapai titik kesenangan dan kepuasan
bukan karena melimpahnya kekayaan yang dimiliki, namun ilmuwan mencapai
puncak kebahagiaannya karena cerdas dalam metode eksperimennya.”
Jabir ibn Hayyan telah mencurahkan
usahanya untuk mengembangkan metode-metode dasar dalam ilmu kimia dan
mempelajari berbagai mekanisme reaksi kimia. Dengan usahanya tersebut,
beliau telah memberi sumbangan besar terhadap evolusi ilmu kimia menjadi
ilmu kimia modern. Jabir juga menekankan bahwa kuantitas berbagai jenis
bahan tertentu terlibat dalam suatu reaksi kimia. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa beliau telah membuka jalan dalam meletakkan dasar
hukum konstanta keseimbangan.
Beberapa prestasi besar di bidang kimia
yang dilahirkan oleh Jabir ibn Hayyan adalah penemuan mineral dan
berbagai senyawa-senyawa asam. Selain itu, beliau juga telah
mengembangkan aplikasi proses kimia, yang kemudian menjadi pionir di
bidang aplikasi sains. Hasil pengembangan aplikasi proses kimia
diantaranya adalah preparasi beberapa metal, pengembangan baja,
penggunaan manganese dioksida dalam pembuatan gelas, pencegahan karat, penulisan karakter di logam emas, identifikasi paints, grease dan lain-lain. Selain itu, beliau juga mengembangkan aqua regia
untuk melarutkan emas. Kontribusi lain yang dihasilkan beliau
diantaranya adalah dengan memberikan sumbangan teknik-teknik saintifik
seperti kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan, dan
pengembangan beberapa instrumen dan peralatan eksperimen yang berkaitan
dengan berbagai teknik tersebut. Jabir ibn Hayyan telah menyumbangkan
penemuan dan pengembangan beberapa instrumentasi laboratorium yang masih
digunakan sampai hari ini seperti gelas alembic yang digunakan untuk
proses distilasi menjadi lebih mudah, aman dan efisien. Melalui
distilasi dari berbagai garam dengan asam sulfur, beliau telah menemukan
asam hidroklorik dan asam nitrat. Beliau juga telah sukses membuat
skala yang mempunyai ketelitian sangat tinggi sekitar 1/6480 kilogram.
Berdasarkan pada sifat-sifatnya, beliau
mengkategorikan material menjadi 3 bagian. Yakni, material yang menguap
oleh panas seperti arsen dan ammonia chlorida. Kedua, material bahan metal seperti emas, perak, lead (Pb), tembaga dan besi. Dan yang ketiga adalah compound
(senyawa) yang bisa diubah ke serbuk. Beliau kemudian menklasifikasi
semua material tersebut menjadi tiga jenis yaitu metal, non-metal dan
bahan yang mudah menguap (volatile substance).
Jabir telah menulis
lebih dari 100 risalah yang terdiri atas berbagai bidang ilmu
pengetahuan yang 22 diantaranya adalah tentang ilmu Kimia (Alkemi).
Beberapa karya beliau di bidang kimia diantaranya Kitab al Kimya dan Kitab al-Sabeen yang banyak diterjemahkan ke bahasa latin dan bahasa eropa lainnya. Kitab Alkhawwas al-kabir (the great book of chemical properties) yang berisi tentang karakteristik kimia), Kitab Almawazin yang berisi tentang berat dan pengukuran (weights dan measures), Kitab Al-Mizaj yang berisi tentang kombinasi kimia (chemical combination), dan Kitab Al-Asbagh yang berisi tentang bahan-bahan celupan (dyes). Terjemahan kitab-kitab tersebut berpengaruh besar terhadap evolusi kimia modern di wilayah benua Eropa.
Selain di bidang ilmu kimia, Jabir ibn
Hayyan juga telah memberikan kontribusi penting untuk bidang ilmu
kedokteran, astronomi, dan ilmu-ilmu lainnya. Sayangnya, hanya sedikit
dari buku-bukunya telah disunting dan diterbitkan, dan lebih sedikit
lagi yang tersedia dalam terjemahan.
Refrensi : http://tanbihun.com/pendidikan/jabir-ibn-hayyan/
Al-Razi (Rhazes)
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Di awal kehidupannya, al-Razi begitu tertarik dalam bidang seni musik. Namun al-Razi juga tertarik dengan banyak ilmu pengetahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu seperti kimia, filsafat, logika, matematika dan fisika.
Walaupun pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut. Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad..Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan deskripsi
ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.
Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
* Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
* Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
* Sirr al-Asrar:
o lmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.
o Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
o Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.
Menurut H.G Wells (sarjana Barat terkenal), para ilmuwan muslim merupakan golongan pertama yang mengasas ilmu kimia. Jadi tidak heran jika sekiranya mereka telah mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad bermula dari abad kedelapan masehi.
Referensi : http://mgmpkimia.wordpress.com/tokoh-kimia/al-razi-865-925/