Background


Banyak orang mengatakan cara agar mudah mempelajari sebuah mata kuliah (bagi mahasiswa  kimia) adalah dengan mencintai mata kuliah itu, namun tidak sebatas itu, cara agar mudah mempelajari mata kuliah salah satunya adalah dengan mencintai proses. Yaitu segala proses yang berhubungan dalam belajar (kimia). Segala sesuatu yang berhubungan dengan proses tidaklah mudah, dan untuk itulah kita harus berusaha untuk mencintai proses tersebut. Mencintai proses dalam melawan rasa malas, proses mengerjakan tugas, proses untuk mengerti dan memahami materi, proses dalam mengerjakan tugas, dll. Tidak mudah memang, namun itulah yang harus kita nikmati dan cintai, sehingga kita dapat melewati itu semua. Segala sesuatu pastilah melalui sebuah proses, bila kita belum memahami materi, maka bersabarlah karena itu semua bagian dari proses untuk akhirnya nanti dapat dipahami, dan untuk memahaminya itulah terdapat berbagai macam proses yang juga membutuhkan proses. Ketika kita dapat melewati sebuah proses maka saat itulah kita menaiki sebuah tingkat untuk menjalani proses yang lebih sulit, begitu seterusnya.
Selain mencintai proses kita juga harus menyadari bahwa kita sebagai manusia adalah khalifah Allah di bumi, untuk itu sudah pastinya kita mengetahui bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Allah, segala sesuatu yang kita punyai berasal dari Allah. Bahwa ketika kita belajar dan memahami materi tersebut maka sesungguhnya pemahaman itu berasal dari Allah, dan tidak akan didapat seberapapun kerasnya kita belajar bila Allah tidak memberikan ilmuNya dan kemudahan untuk kita memahami. Untuk itu, sertakanlah Allah dalam setiap kegiatan kita, dalam hal ini adalah belajar, dan sadarilah bahwa semua yang akan kita dapatkan adalah berasal dari Allah, sehingga sebelum kita belajar mintalah terlebih dahulu kemudahan dan pengetahuan kepada Allah.
                Belajar, bukanlah suatu proses mudah yang dapat dilalui dalam waktu yang singkat. Syaikh Az Zarnuji dalam kitab ta’lim Muta’alim mengatakan bahwa syarat menuntut ilmu (belajar) ada 6 yaitu: Kecerdasan,  semangat,  sabar,  biaya, petunjuk (bimbingan) guru dan dalam tempo waktu yang lama.
a.       Kecerdasan (dzaka)
Kecerdasan dibutuhkan dalam belajar, kecerdasan disini adalah ilmu yang diberikan Allah kepada kita, dan kita kembangkan. Jadi kecerdasan berasal dari dua arah yaitu dari Allah dan dari diri sendiri yang akar sebenarnya dari Allah tentunya.
b.      Rakus (hirsh)
Sikap kita harus rakus terhadap segala macam ilmu pengetahuan yang baik, dan mudah haus sehingga kita akan senantiasa mencari dan mencari ilmu (belajar).
c.       Sabar (Shabr)
Bahwa belajar haruslah bersabar, dan tidak mudah menyerah ketika belum memahami, boleh jadi kebelum pahaman itu dikarenakan diri kita yang belum ikhlas dalam belajar.
d.      Biaya (Bulghdh)
Dalam hal ini biaya adalah pengorbanan, bukan hanya berupa materi, namun juga pengorbanan tenaga, waktu dan pikiran.
e.      Petunjuk guru (Irsyadul ustadz)
Dalam belajar agar kita tidak tersesat maka dibutuhkan guru untuk mengarahkan dan memberikan jawaban atas segala pertanyaan kita.
f.        Waktu yang lama (thulu zaman)
Seperti yang telah disebutkan, belajar adalah proses, sehingga proses tidak bisa dengan mudah dilewati, maka belajar membutuhkan waktu yang lama agar dapat dipahami, diaplikasikan, dan disampaikan kembali.

Artikel diatas merupakan salah satu usaha untuk mengingatkan agar kita terus menerus dan tidak bosan belajar meskipun hal itu sulit atau tidak mudah.

yang penting bukanlah seberapa banyak pemberian kita, melainkan seberapa banyak cinta yang kita tanam didalamnya
madame teressa



Top Scientist Blends Science & Faith : Chemistry & God!
Jim Tour wanted to be a trooper. But now he’s a leading scientist at Rice, building on groundbreaking work of nanotechnology pioneer Rick Smalley.
 As a teen pumping gas on a highway north of New York City, Jim Tour dreamed of becoming a state trooper. It beat filling tanks. The notion of Tour as a highway cop is almost laughably discordant with present-day reality. Three decades later, the trim, intense, 50-year-old Tour has established himself as one of the leading, if not premier, scientists at Rice University.
And he’s learned to dream big.
Four years after Nobel laureate Rick Smalley’s untimely death, it is the prolific Tour who as much as anyone has carried on Smalley’s groundbreaking legacy in the science of nanotechnology. Confirmation came last month when, among the more than 720,000 scientists who authored chemistry papers in academic journals during the last decade, Tour found himself among the 10 most-cited authors in the world. This means the 135 papers he wrote during the last decade had one of the 10 highest rates at which other scientists “cited” them in the references of subsequent research papers. And small wonder. Tour’s work spans an incredible breadth, from building tiny cars and trucks out of molecules, to making computer memory from graphite, building tiny missiles that carry drugs to tumors and trying to cure radiation sickness.
“He is just incredibly creative as a chemist,” said Wade Adams, director of Rice’s Smalley Institute for Nanoscale Science and Technology. “He makes molecules dance.”
But it’s not all about the chemistry. Though Tour is clearly passionate about chemistry, he is passionate about God. In a world that increasingly associates scientists with atheism or agnosticism, Tour derives his inspiration from deep faith. He wakes up each morning at 3:30 a.m., he says, to spend his first two hours with his Bible. “I read the Bible from Genesis Chapter 1 to Revelation Chapter 22, and when I’m done I start again,” Tour said. “I’ve been doing this for over 30 years. There is this amazing richness. I take a passage and I say, ‘Lord speak to me.’ And then it just comes alive.”
Attracted to law enforcement but ineligible to attend New York’s state police academy because of color blindness, Tour then considered forensic science. But his dad suggested he stick to basic chemistry to keep his options open. By the time he got to Syracuse University, Tour was hooked, especially on organic chemistry, the chemistry of carbon and life. “I just loved organic chemistry,” Tour said. “I would just spend hours and hours on Friday nights. I’d find an empty classroom and sit there and just write chemical structures and dream up syntheses of how I could build them. I understand that’s not the normal reaction to organic chemistry.”
In time Tour became a fine organic chemist, synthesizing molecules for vaccines and other applications, and joining the faculty at the University of South Carolina.
A breakthrough
 By 1998 he had a breakthrough and an epiphany while tinkering in the field of molecular electronics, which seeks to build electronic components from the ground up with molecules — rather than from the top down with silicon. If fully realized, because of the small size of molecules, the field of molecular electronics has the potential to revolutionize computer technology.
Working with electrical engineer Mark Reed, Tour created the first reversible electronic switch out of molecules, a stunning achievement that landed him in the journal Science and caught the attention of Rick Smalley. The epiphany came when Tour realized he could transcend organic chemistry by turning his talents at synthesizing complex molecules toward materials science. After offers and counter-offers, Tour ended up at Rice in a brand-new building fully devoted to nanotechnology, one of the country’s first on an academic campus. Sitting in his immaculate office, it’s clear that one of Tour’s strengths is organization as he manages multiple research projects. His desk? Clear. His conference table? Clear.
Tour also seems to derive motivation from naysayers.
During the last few years he has garnered widespread acclaim for his nanocars, literally molecules that look and move like cars. “At first people laughed at us, saying it wasn’t really a car because it didn’t have a motor,” he said. “So we made a motorized car, and they laughed because it was so slow.”
The first nanocar motor turned over just 1.8 times a minute. A recent version makes 3 million revolutions per second.
“So now we’ve got one that rotates faster than you could ever build a macroscopic car,” he said, his eyes twinkling.
Tour credits his success, in part, to hard work. Six days a week, Tour says, he leaves for his office at 6 a.m., setting aside Sundays. Breakfast and lunch, most days, is dried dates and nuts. So meals take about a minute. After a midday break for 20 minutes at Rice’s on-campus chapel, it’s back to work until he leaves for home around 6 p.m.
Students contribute
He also cites his students’ contributions to his success. With a budget of $1.25 million annually from the Army, Navy and industrial grants, Tour has about two dozen graduate and postdoctoral students working under him.
“Besides his extraordinary abilities as an instructor, he is also a mentor of leaders,” said Jorge Seminario, an engineering professor at Texas A&M University who studied under Tour at South Carolina. “In every step of his leadership, he is teaching his associates and students how to be organized and look for the success of the project.”
And, finally, Tour credits his success to his faith. When he speaks about this, Tour’s angular features sharpen. He closes his eyes. His voice becomes more emotive. “I believe, fundamentally, that God creates us all,” he said. Colleagues say that Tour, a Messianic Jew who attends West University Baptist Church, does not wear his religion on his sleeve, but that he will bring it up if asked. And if asked, he does not hold back. As part of those views, Tour says he neither understands nor accepts the notion of macroevolution, that new species evolve on their own.
“I’ve asked people to explain it to me, and I still don’t understand it,” he said. “I hear their explanations and I don’t understand it. I understand better than most people how molecules come together, what they can and cannot do. … And I don’t understand how macroevolution occurs.”
 Tour does not espouse “intelligent design,” which holds that certain features of living things are best explained by God, but he says not accepting macroevolution has caused problems for him in academia.
“When appointments are not made, when fellowships are not granted on this basis, that hurts,” he said. “I’m willing to stand up and say I don’t see any clothes on that emperor. I’m being very open. That bothers a lot of people. I don’t know why. I’m telling you it’s just been in the recent past. I’ve been a professor now for more than 20 years. I never saw it before.”
The Rice administration has remained steadfast behind Tour. And some of his students, such as Ashley Leonard, who just earned her Ph.D., say Tour’s faith helps make him a more complete mentor. “I always felt his doors were open to us,” she said. “I’m sure his faith created some of that hospitality there.”
It’s his faith that also has probably allowed Tour to take chances as a researcher, to not be afraid to fail.
That’s led to some successes and failures. After Smalley, Robert Curl and Harold Kroto did their Nobel Prize-winning work to synthesize buckyballs, spherical arrays of 60 carbon molecules, it was Tour’s lab that found a way to produce buckyballs in large quantities. On the other hand, his lab then failed in its efforts to produce diamonds, another form of carbon, by crushing buckyballs.
“We’ve done some pretty wild things,” Tour said. “But once in awhile you win. Once in awhile you hit something and the world says, ‘How did you think of that?’
“The answer is: We think of a lot of crazy things, and we try a lot of crazy things. I’ve been hurt by thinking too small, but I have never been hurt by thinking too big.”

No matter what religion we are, God always gives His knowledge to His creature who wants and needs it. All we have to do now is learn and close our self to God to help us. So He will talk to us as He has done to Tour. We know that everything is because of God’s hand. And it works if we believe it.
Tak peduli apa agama kita, Tuhan selalu memberikan ilmuNya pada makhlukNya yang menginginkan dan membutuhkannya. Yang harus kita lakukan saat ini adalah belajar dan mendekatkan diri pada Tuhan, sehingga Tuhan akan berbicara pada kita sebagaimana yang telah Dia lakukan pada Tour. Kita mengetahui bahwa segala sesuatu adalah karena tangan Tuhan, dan dengan bantuan tangan Tuhan itu kita dapat tetolong jika kita mempercayai hal tersebut, iman kepada Tuhan. Jadi, ilmuan bukanlah seseorang yang hanya meneliti dan kemudian terlepas dari TuhanNya. Namun ilmuan adalah orang yang menjadikan Tuhan sebagai sumber landasan untuk penelitiannya.
Mobil Tanpa Polusi Bukan Lagi Impian
Dengan demikian, mobil tanpa polusi bukan lagi mobil yang hanya berada dalam tahap penelitian atau uji coba, tetapi segera akan dijual secara massal. Dan, untuk sementara, penggunaan fuel cell itu dikhususkan pada mobil Mercedes Benz A-Class, yang akan diberi nama F-Cell. Dan, bahan bakar yang digunakan adalah hidrogen.

Keputusan DaimlerChrysler itu dianggap sebagai satu langkah ke masa depan, mengingat F-Cell adalah benar-benar mobil yang bebas polusi. Di samping mobil itu bebas gas buang (emisi), dalam keadaan berjalan pun mobil itu tidak mengeluarkan suara (bising).

Secara sederhana bisa dikatakan, Mercedes Benz A-Class F-Cell itu menggabungkan hidrogen yang dibawa dalam tangki bahan bakarnya dengan oksigen yang diperoleh dari udara di dalam fuel cell untuk menghasilkan listrik. Dan, listrik yang dihasilkan itu digunakan untuk menggerakkan motor listrik.

Mercedes Benz A-Class F-Cell mempunyai daya jelajah 145 kilometer dalam satu kali pengisian hidrogen. Motor listriknya berdaya (berkekuatan) 87 PK (paardekracht, tenaga kuda), dan kecepatan maksimum yang bisa dicapainya 140 kilometer per jam. Akselerasi dari 0 sampai 100 kilometer per jam dicapai dalam 16 detik.

Beberapa mobil fuel cell lain, yang masih dalam tahap uji coba, juga melengkapi mobilnya dengan dinamo ampere yang berfungsi mengisi baterai atau aki saat mobil digerakkan oleh listrik yang diperoleh dari hidrogen. Saat persediaan hidrogen habis, listrik yang ada di baterai atau aki itu akan menggerakkan mesin listrik. Dengan demikian, daya jelajah mobil bisa mencapai lebih dari 300 kilometer. Kurang lebih setara dengan mobil yang menggunakan bahan bakar bensin atau solar.

FUEL cell terdiri dari dua lempeng elektroda yang mengapit elektrolit. Oksigen dilewatkan pada satu sisi elektroda, sedangkan hidrogen dilewatkan pada sisi elektroda lainnya sehingga menghasilkan listrik, air, dan panas. Cara kerjanya, hidrogen disalurkan melalui katalisator anoda. Oksigen (yang diperoleh dari udara) memasuki katalisator katoda. Didorong oleh katalisator, atom hidrogen membelah menjadi proton dan elektron yang mengambil jalur terpisah di dalam katoda. Proton melintas melalui elektrolit. Elektron-elektron menciptakan aliran yang terpisah, yang dapat dimanfaatkan sebelum elektron-elektron itu kembali ke katoda untuk bergabung dengan hidrogen dan oksigen, dan membentuk molekul air.

Sistem fuel cell mencakup fuel reformer yang dapat memanfaatkan hidrogen dari semua jenis hidrokarbon, seperti gas alam, methanol, atau bahkan gas/bensin. Mengingat fuel cell bekerja secara kimia dan bukan pembakaran seperti mesin konvensional, maka emisinya pun sangat rendah bila dibandingkan dengan mesin konvensional yang paling bersih sekalipun.

Penggunaan fuel cell sebagai penghasil listrik sudah dikembangkan sejak lama. Saat ini lebih dari 200 sistem fuel cell dipasang di berbagai bagian dunia, antara lain di rumah sakit, rumah perawatan, hotel, perkantoran, sekolah, bandar udara, dan penyedia tenaga listrik. Namun, memang penggunaannya pada sebuah mobil itu masih merupakan sesuatu hal yang baru.

Menampung hidrogen untuk digunakan pada mobil tidaklah mudah. Saat ini, hidrogen dibawa di dalam tabung bertekanan tinggi, yang mampu menahan tekanan sampai 10.000 pounds per square inch (psi) atau 700 atmosfer. Membawa-bawa tabung dengan tekanan sebesar itu, sama seperti membawa-bawa sebuah bom, tentunya diperlukan pengamanan yang khusus. Jika tabung itu sampai meledak, bisa dibayangkan apa yang terjadi.

Tampaknya DaimlerChrysler berhasil mengatasi persoalan yang dibawa oleh tabung penyimpan hidrogen tersebut. Seandainya belum, tentu DaimlerChrysler tidak akan memproduksinya secara massal. (JL)Sumber: Kompas,


 http://www.alpensteel.com/article/65-109-energi-fuel-cell-sel-bahan-bakar/1734--penggunaan-fuel-cell-pada-mobil.html

Teknologi Penghasil Energi Ramah Lingkungan
Di zaman modern seperti sekarang ini, listrik bukanlah hal yang baru lagi bagi kita. Energi multifungsi ini sangat berperan besar dalam kehidupan. Terutama untuk manusia. Bahkan mungkin, kita tak akan bisa hidup walau sehari tanpa listrik. Sebaliknya, hal itu tidak berlaku pada zaman dulu, ketika listrik belum ditemukan. Penerangan di malam hari saja, saat itu sudah cukup dengan mengandalkan api. Beruntung, kita hidup di zaman yang canggih seperti sekarang. Segala alat, sarana, dan prasarana penunjang dan pemanja hidup sudah lengkap tersedia.

Tentu kita masih ingat bagaimana evolusi energi listrik terjadi hingga seperti sekarang. Salah satu tahapnya adalah penggunaan accumulator atau yang biasa kita sebut sebagai accu atau aki. Alat penghasil listrik ini dulu sering kita jumpai sebagai penghidup televisi.
Adalah seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Sir William Robert Grove, manusia pertama pembuat alat sederhana yang belakangan disebut sebagai fuel cell. Seorang hakim pengadilan, penemu, dan ahli fisika lahir tanggal 11 juli 1811 di Swansea, South Wales dan meninggal di London pada tanggal 1 Agustus 1896.
Setelah menyelesaikan pendidikan privatnya, Grove masuk Brasenose College, Oxford hingga mendapatkan gelar B.A. di tahun 1832. Beliau juga belajar hukum pada Lincoln Inn.
Kariernya dalam bidang ilmu pengetahuan dimulai sejak dia membuat voltaic battery yang dijelaskannya pada pertemuan The British Association for the Advancement of Science di tahun 1839. Fuel cell yang dibuatnya terdiri atas elektrolit asam, keping platina serta tabung gas oksigen dan hidrogen, dan menggunakan prinsip reaksi balik terbentuknya air, di mana hidrogen dan oksigen akan bereaksi dalam larutan asam dan menghasilkan air dan listrik dengan arus sebesar 12 ampere dan tegangan 1,8 volt. Sel ini kemudian disebut sebagai Grove`s Battery atau batere Grove atau sel Grove.
Sejak saat itu sel groove banyak digunakan. Akan tetapi, karena listrik yang dihasilkan sedikit dan tidak mencukupi lagi untuk kebutuhan listrik yang semakin besar, lambat laun sel Grove mulai tergeser. Namun, sel Grove tetap menjadi dasar acuan pengembangan fuel cell selanjutnya.
Inovasi "fuel cell" lain
Temuan-temuan fuel cell selanjutnya bermunculan. Di tahun 1889, kata fuel cell pertama kali diperkenalkan oleh Ludwig Mond dan Charles Langer yang mencoba membuat fuel cell yang dipakai untuk industri batu bara. Walaupun sumber lain ada juga yang mengatakan bahwa kata fuel cell pertama kali dipakai oleh William White Jaques. Jaques juga adalah peneliti pertama yang memakai asam fosfat sebagai elektrolit.
Di tahun 1920 penelitian fuel cell di Jerman membuka jalan bagi pembuatan siklus karbonat dan fuel cell oksida padat seperti yang ada sekarang ini.
Di tahun 1932, seorang insinyur Francis T. Bacon memulai penelitian penting dalam fuel cell. Dulunya fuel cell menggunakan elektroda platina dan asam sulfat sebagai elektrolit di mana platina sangat mahal dan asam sulfat sangat korosif (membuat cepat berkarat). Di sini Bacon mengembangkan katalis platina yang sangat mahal itu dengan sel oksigen dan hidrogen yang memakai elektrolit alkali yang tidak korosif serta elektroda yang tidak mahal. Penelitiannya berlangsung hingga tahun 1959. dalam pendemonstrasian model desainnya menghasilkan 5.000 watt yang dapat menghidupkan mesin pengelas. Fuel cell tersebut akhirnya disebut sebagai Bacon Cell.
Seorang insinyur Allis-Chalmers Manufacturing Company, di bulan Oktober tahun 1959 mendemonstrasikan 20 traktor bertenaga kuda yang merupakan mesin pertama menggunakan fuel cell.
NASA menggunakan "fuel cell "
Sebuah produsen alat elektronik terkenal di Amerika, selama tahun 1960-an memproduksi tenaga listrik berbasis fuel cell untuk NASA sebagai tenaga pesawat ruang angkasanya yaitu Gemini dan Apollo. Sistem fuel cell yang dipakai dalam alat ini berdasar pada sel Bacon. Sampai sekarang, tenaga yang dipakai dalam pesawat ruang angkasa tetap memakai fuel cell karena dengan fuel cell energi yang dipakai tidak terlalu ribet seperti baterai atau tenaga nuklir yang cukup riskan. Dalam hal penelitian teknologi fuel cell, NASA telah mendanai lebih dari 200 riset.
Bus yang memakai teknologi fuel cell pertama kali diluncurkan pada tahun 1993 dan untuk mobil biasa di Eropa dan Amerika kini telah banyak dipakai. Sejumlah produsen mobil mewah dan produsen mobil kelas menengah juga mulai mengembangkan mobil yang memakai fuel cell ini, sejak tahun 1997.
Sejak saat itu bermunculan temuan-temuan yang lebih mutakhir tentang mobil yang bertenaga fuel cell ini. Promosi yang dilakukan besar-besaran dengan mengedepankan ramah dan amannya emisi yang dihasilkan kendaraan sehingga lingkungan yang bebas polusi dan takkan mengganggu lingkungan, kemudian juga dapat diperbaruinya bahan bakar yang akhirnya mengurangi pemakaian BBM. Ditambah lagi bermunculannya tempat-tempat penjualan bahan bakar ini, seperti adanya pom-pom hidrogen.
Mikroba untuk "fuel cell"
Tak hanya itu, teknologi fuel cell yang ditemukan juga menjadi bervariasi, seperti ditemukannya fuel cell yang lebih efisien dalam menghasilkan gas hidrogen hingga jumlahnya semakin berlipat. Teknologi ini bahkan melibatkan proses fermentasi oleh mikroba yang sebelumnya sangat mustahil sekali di dalam produksi bahan bakar.
Teknologi ini berkembang sejak tahun 2.000 yang kita kenal sebagai MFC atau Microbial Fuel Cell. MFC ini selain menghasilkan hidrogen yang banyak hingga 4 kali lipat dari fuel cell biasa, substrat yang dipakai mikroba dalam berfermentasi adalah limbah rumah tangga, industri ataupun limbah pertanian yang tidak terpakai sehingga selain yang dihasilkan adalah gas hidrogen juga didapatnya produk akhir berupa air bersih yang tentu saja dapat dipakai untuk berbagai macam kebutuhan.
Dan jelas hal ini bisa mengurangi sejumlah dana yang dipakai untuk pembersihan air limbah. Walaupun memang MFC ini belum dapat dipakai di dalam menghidupkan mobil seperti fuel cell sebelumnya, sejumlah pakar peneliti merasa optimistis hal itu dapat terwujud karena penelitian ke arah itu sedang dalam pengembangan. (Nia Kurnianigsih, S.Si., alumni Dept. Biologi ITB, Editor MIPA, Tinta Emas Bandung)


http://www.alpensteel.com/article/65-109-energi-fuel-cell-sel-bahan-bakar/1739--perkembangan-fuel-cell.html
Abu Musa Jabir ibn Hayyan
Beliau mempunyai nama lengkap Abu Musa Jabir ibn Hayyan. Di daratan Eropa dan barat, beliau lebih dikenal dengan nama Geber. Jabir ibn Hayyan dilahirkan di Tus, Iran pada tahun 721 M dan meninggal di Kufah, Iraq tahun 815 M. Beberapa guru yang telah mendidik beliau diantaranya adalah Imam Ja`far Sadiq dan Khalifah Khalid ibn Yazid Bani Umayyah. Beliau masyhur dalam sejarah islam dan barat sebagai ”bapak kimia” dan ahli praktik medis dan ilmu kedokteran.
Peran terbesar Jabir ibn Hayyan di bidang kimia adalah dengan memperkenalkan sebuah metode baru ”pendekatan ekperimen” dan laboratorium sebagai tempat eksperimen. Melalui metode ini, beliau telah mengubah ”ilmu kimia klasik” menjadi ilmu kimia modern. Terkait dengan peran penting eksperimen, ibn Hayyan berkata ”hal pertama yang paling penting dalam kimia adalah anda harus melakukan kerja praktik dan eksperimen. Seorang ilmuwan yang tidak melakukan kerja praktik atau eksperimen, maka dia tidak akan pernah mencapai puncak profesionalitas dalam bidangnya. Wahai anakku, lakukan eksperimen sehingga kamu akan menyerap dan menguasai ilmu pengetahuan secara sempurna. Seorang ilmuwan mencapai titik kesenangan dan kepuasan bukan karena melimpahnya kekayaan yang dimiliki, namun ilmuwan mencapai puncak kebahagiaannya karena cerdas dalam metode eksperimennya.”
Jabir ibn Hayyan telah mencurahkan usahanya untuk mengembangkan metode-metode dasar dalam ilmu kimia dan mempelajari berbagai mekanisme reaksi kimia. Dengan usahanya tersebut, beliau telah memberi sumbangan besar terhadap evolusi ilmu kimia menjadi ilmu kimia modern. Jabir juga menekankan bahwa kuantitas berbagai jenis bahan tertentu terlibat dalam suatu reaksi kimia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa beliau telah membuka jalan dalam meletakkan dasar hukum konstanta keseimbangan.
Beberapa prestasi besar di bidang kimia yang dilahirkan oleh Jabir ibn Hayyan adalah penemuan mineral dan berbagai senyawa-senyawa asam. Selain itu, beliau juga telah mengembangkan aplikasi proses kimia, yang kemudian menjadi pionir di bidang aplikasi sains. Hasil pengembangan aplikasi proses kimia diantaranya adalah preparasi beberapa metal, pengembangan baja, penggunaan manganese dioksida dalam pembuatan gelas, pencegahan karat, penulisan karakter di logam emas, identifikasi paints, grease dan lain-lain. Selain itu, beliau juga mengembangkan aqua regia untuk melarutkan emas. Kontribusi lain yang dihasilkan beliau diantaranya adalah dengan memberikan sumbangan teknik-teknik saintifik seperti kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan, dan pengembangan beberapa instrumen dan peralatan eksperimen yang berkaitan dengan berbagai teknik tersebut. Jabir ibn Hayyan telah menyumbangkan penemuan dan pengembangan beberapa instrumentasi laboratorium yang masih digunakan sampai hari ini seperti gelas alembic yang digunakan untuk proses distilasi menjadi lebih mudah, aman dan efisien. Melalui distilasi dari berbagai garam dengan asam sulfur, beliau telah menemukan asam hidroklorik dan asam nitrat. Beliau juga telah sukses membuat skala yang mempunyai ketelitian sangat tinggi sekitar 1/6480 kilogram.
Berdasarkan pada sifat-sifatnya, beliau mengkategorikan material menjadi 3 bagian. Yakni, material yang menguap oleh panas seperti arsen dan ammonia chlorida. Kedua, material bahan metal seperti emas, perak, lead (Pb), tembaga dan besi. Dan yang ketiga adalah compound (senyawa) yang bisa diubah ke serbuk. Beliau kemudian menklasifikasi semua material tersebut menjadi tiga jenis yaitu metal, non-metal dan bahan yang mudah menguap (volatile substance).
Jabir telah menulis lebih dari 100 risalah yang terdiri atas berbagai bidang ilmu pengetahuan yang 22 diantaranya adalah tentang ilmu Kimia (Alkemi). Beberapa karya beliau di bidang kimia diantaranya Kitab al Kimya dan Kitab al-Sabeen yang banyak diterjemahkan ke bahasa latin dan bahasa eropa lainnya. Kitab Alkhawwas al-kabir (the great book of chemical properties) yang berisi tentang karakteristik kimia), Kitab Almawazin yang berisi tentang berat dan pengukuran (weights dan measures), Kitab Al-Mizaj yang berisi tentang kombinasi kimia (chemical combination), dan Kitab Al-Asbagh yang berisi tentang bahan-bahan celupan (dyes). Terjemahan kitab-kitab tersebut berpengaruh besar terhadap evolusi kimia modern di wilayah benua Eropa.
Selain di bidang ilmu kimia, Jabir ibn Hayyan juga telah memberikan kontribusi penting untuk bidang ilmu kedokteran, astronomi, dan ilmu-ilmu lainnya. Sayangnya, hanya sedikit dari buku-bukunya telah disunting dan diterbitkan, dan lebih sedikit lagi yang tersedia dalam terjemahan.

 Refrensi : http://tanbihun.com/pendidikan/jabir-ibn-hayyan/

 
 Al-Razi (Rhazes)
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930. Beliau lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Di awal kehidupannya, al-Razi begitu tertarik dalam bidang seni musik. Namun al-Razi juga tertarik dengan banyak ilmu pengetahuan lainnya sehingga kebanyakan masa hidupnya dihabiskan untuk mengkaji ilmu-ilmu seperti kimia, filsafat, logika, matematika dan fisika.
Walaupun pada akhirnya beliau dikenal sebagai ahli pengobatan seperti Ibnu Sina, pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia.? Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi meninggalkan dunia kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat ekperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bekal ilmu kimianya yang luas lalu menekuni dunia medis-kedokteran, yang rupanya menarik minatnya pada waktu mudanya.? Beliau mengatakan bahwa seorang pasien yang telah sembuh dari penyakitnya adalah disebabkan oleh respon reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh pasien tersebut. Dalam waktu yang relatif cepat, ia mendirikan rumah sakit di Rayy, salah satu rumah sakit yang terkenal sebagai pusat penelitian dan pendidikan medis.? Selang beberapa waktu kemudian, ia juga dipercaya untuk memimpin rumah sakit di Baghdad..Beberapa ilmuwan barat berpendapat bahwa beliau juga merupakan penggagas ilmu kimia modern. Hal ini dibuktikan dengan hasil karya tulis maupun hasil penemuan eksperimennya.Al-Razi berhasil memberikan informasi lengkap dari beberapa reaksi kimia serta deskripsi dan desain lebih dari dua puluh instrument untuk analisis kimia. Al-Razi dapat memberikan deskripsi
ilmu kimia secara sederhana dan rasional. Sebagai seorang kimiawan, beliau adalah orang yang pertama mampu menghasilkan asam sulfat serta beberapa asam lainnya serta penggunaan alkohol untuk fermentasi zat yang manis.

Beberapa karya tulis ilmiahnya dalam bidang ilmu kimia yaitu:
* Kitab al Asrar, yang membahas tentang teknik penanganan zat-zat kimia dan manfaatnya.
* Liber Experimentorum, Ar-Razi membahas pembagian zat kedalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik.
* Sirr al-Asrar:
o lmu dan pencarian obat-obatan daripada sumber tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.
o Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek.
o Ilmu dan tujuh tata cara serta teknik kimia yang melibatkan pemrosesan raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, dan besi.

Menurut H.G Wells (sarjana Barat terkenal), para ilmuwan muslim merupakan golongan pertama yang mengasas ilmu kimia. Jadi tidak heran jika sekiranya mereka telah mengembangkan ilmu kimia selama sembilan abad bermula dari abad kedelapan masehi.

Referensi : http://mgmpkimia.wordpress.com/tokoh-kimia/al-razi-865-925/
A.DEFINISI SAINS
    1.Sains sebagai ilmu adalah pengetahuan yang sistematik tentang alam dan dunia fisis yang
       disusun berdasarkan pengamatan, investigasi, eksperimen,, dan analisis.
    2. Sains sebagai metode adalah sebuah media untuk bertanya, menjawab, dan memahami alam.

B. PENTINGNYA SAINS DIPELAJARI
    1. Karena di sekitar kita banyak hal yang bersifat saintifik.
    2. Karena kita membutuhkan sains.
    3. Salah satu pesan Al- Quran (Qs. Ali Imron : 190)

C. MANFAAT BELAJAR SAINS
    1. Bisa membedakan ide-ide dasar dan teori dalam sains.
    2. Bisa mengetahui tanda-tanda bencana alam.
    3. Memberikan gambaran alam semesta dan bagaimana perilaku alam tersebut.
    4. Merupakan wahana terbaik untuk menanggulangi bencana alam, penyembuhan penyakit, dan
        menemukan teknologi baru.
    5. Manusia mengenal kekuasaan ALLAH SWT lalu beriman dan bersyukur atas semua
        nikmat-NYA.

D. CARA KERJA SAINS
    1. OBSERVASI
        Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah sains sebanyak mungkin.
    2. HIPOTESIS
        Merumuskan suatu teori sementara yang ada untuk menjelaskan fakta-fakta yang ada.
    3. EKSPERIMEN
        Mendesain dan melakukan serangkaian tes untuk menguji kebenaran hipotesisnya.
    4. KESIMPULAN
        Merumuskan jawaban atas masalah.
    5. HASIL SAINS
        Fakta-fakta yang diperoleh pada saat observasi dan eksperimen harus dikomunikasikan kepada
        masyarakat, ilmuwan, lalu diintegrasikan ke dalam struktur ilmu pengetahuan .

E. PENTINGNYA PUBLIKASI SAINS
     1. JH. PAINCARE :
         "Sains dibangun dari fakta-fakta, seperti sebuah rumah dibangun dari batu bata, namun suatu
           kumpulan fakta-fakta bukanlah sains, seperti juga setumpukkan batu bata bukanlah sebuah
           rumah."
     2. JOHN GRAY dan BRIAN PERRY:
         "Tanpa kamunikasi ilmiah, sains bukanlah sains."
     3. ROYAL SOCIETY (1660) :
         a) "Publikasi adalah roh sains."
         b) "Sains bertumpu pada hasil penelitian kemudian dipublikasikan."

    
        

A. Hidrokarbon Termasuk Senyawa Karbon
Senyawa hidrokarbon terdiri atas karbon dan hidrogen. Bagian dari ilmu kimia yang membahas senyawa hidrokarbon disebut kimia karbon. Dulu ilmu kimia karbon disebut kimia organik, karena senyawa-senyawanya dianggap hanya dapat diperoleh dari tubuh makhluk hidup dan tidak dapat disintesis dalam pabrik. Akan tetapi sejaka Friedrich Wohler pada tahun 1928 berhasil mensintesis urea (suatu senyawa yang terdapat dalam air seni) dari senyawa anorganik, amonium sianat dengan jalan memanaskan amonium sianat tersebut.

O
||
NH
4+CNO- H2N - C - NH2

Begitu keberhasilan Wohler diketahui, banyaklah sarjana lain yang mencoba membuat senyawa karbon dari senyawa anorganik. Lambat laun teori tentang daya hidup hilang dan orang hanya menggunakan kimia organik sebagai nama saja tanpa disesuaikan dengan arti yang sesungguhnya. Sejaka saat itu banyak senyawa karbon berhasil disintesis dan hingga sekarang lebih dari 2 juta senyawa karbon dikenal orang dan terus bertambah setiap harinya. Apa sebabnya jumlah senyawa karbon sedemikian banyak bila dibandingkan dengan jumlah senyawa anorganik yang hanya sekitar seratus ribuan ?

Selain perbedaan jumlah yang sangat mencolok yang menyebabkan kimia karbon dibicarakan secara tersendiri , karena memang terdapat perbedaan yang sangat besar antara senyawa karbon dan senyawa anorganik seperti yang dituliskan berikut ini.
Senyawa karbon
Senyawa anorganik
  • membentuk ikatan kovalen
  • dapat membentuk rantai karbon
  • non elektrolit
  • reaksi berlangsung lambat
  • titik didih dan titik lebur rendah
  • larut dalam pelarut organik
  • membentuk ikatan ion
  • tidak dapat membentuk rantai karbon
  • elektrolit
  • reaksi berlangsung cepat
  • titik didih dan titik lebur tinggi
  • larut dalam pelarut pengion
Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak pelumas, dan aspal.

B. Kekhasan Atom Karbon
Atom karbon dengan nomor atom 6 mempunyai susunan elektron K = 2, L = 4, jadi mempunyai 4 elektron valensi dan dapat mernbentuk empat ikatan kovalen, serta dapat digambarkan dengan rumus Lewis sebagai berikut, umpamanya untuk CH4.
ikatan dalam molekul metana


HH
\/
C
/\
HH
empat ikatan kovalen dari molekul metana
Selain itu atom karbon mempunyai kemampuan untuk membentuk ikatan dengan atom karbon lain membentuk rantai karbon yang terbuka atau tertutup/berlingkar. Contoh-contoh rantai karbon dapat digambarkan dengan rumus struktur :
|||||
- C - C - - C - C - C -
|||||
C

rantai terbuka
   rantai terbuka dan bercabang

||
- C - C -
||
- C - C -
||
rantai tertutup
Sekarang terjawablah mengapa jumlah senyawa karbon demikian banyaknya walaupun jumlah jenis unsur pembentuknya sedikit.

C. Alkana
Alkana
Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum C
nH2n+2 yang dinamakan alkana atau parafin. Suku perfama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat anda peroleh dengan mensubstitusikan harga n dan tertulis dalam tabel berikut.
Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana
Suku ke
n
rumus molekul
nama
titik didih
(°C/1 atm)
massa 1 mol dalam g
1
1
CH4
metana
-161
16
2
2
C2H6
etana
-89
30
3
3
C3H8
propana
-44
44
4
4
C4H10
butana
-0.5
58
5
5
C5H12
pentana
36
72
6
6
C6H14
heksana
68
86
7
7
C7H16
heptana
98
100
8
8
C8H18
oktana
125
114
9
9
C9H20
nonana
151
128
10
10
C10H22
dekana
174
142
Selisih antara suku satu dan suku berikutnya selalu sama, yaitu -CH2 atau 14 satuan massa atom, sehingga seperti suatu deret dan disebut deret homolog (deret sepancaran). Ternyata banyak senyawa-senyawa karbon yang merupakan deret seperti alkana seperti yang akan kita pelajari nanti. Bagaimana kita dapat memberi nama pada suku-suku alkana, untuk itu perhatikan nama setiap suku itu dan nama umum. Umpamanya, metana dan alkana apanya y yang sama? Akhiran -ana, jadi alk- diganti dengan met- untuk suku pertama, suku kedua dengan et-, suku ketiga dengan prop-, suku keempat dengan but-, mulai suku kelima dan seterusnya diberi awalan angka-angka Latin; pent- untuk 5, heks- untuk 6, hept- untuk 7, okt- untuk 8, non- untuk 9, dan dek- untuk 10. Hasil penamaan sudah dapat anda lihat pada tabel di atas. Anda harus betul-betul menguasai nama-nama dari kesepuluh alkana yang sederhana ini karena akan merupakan dasar bagi penamaan senyawa-senyawa karbon lainnya.
Alkana-alkana penting sebagai bahan bakar dan sebagai bahan mentah untuk mensintesis senyawa-senyawa karbon lainnya. Alkana banyak terdapat dalam minyak bumi, dan dapat dipisahkan menjadi bagian-bagiannya dengan distilasi bertingkat. Suku pertama sampai dengan keempat senyawa alkana berwujud gas pada temperatur kamar. Metana biasa disebut juga gas alam yang banyak digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga/industri. Gas propana, dapat dicairkan pada tekanan tinggi dan digunakan pula sebagai bahan bakar yang disebut LPG (liquified petroleum gas). LPG dijual dalam tangki-tangki baja dan diedarkan ke rumah-rumah. Gas butana lebih mudah mencair daripada propana dan digunakan sebagai "geretan" rokok. Oktana mempunyai titik didih yang tempatnya berada dalam lingkungan bahan bakar motor. Alkana-alkana yang bersuhu tinggi terdapat dalam kerosin (minyak tanah), bahan bakar diesel, bahan pelumas, dan parafin yang banyak digunakan untuk membuat lilin.
Bagaimana sifat-sifat senyawa karbon yang termasuk dalam satu deret homolog? Perhatikan tabel di atas di mana terdapat salah satu sifat, yaitu titik didih. Titik didih semakin tinggi jika massa molekul relatifnya makin besar. Hal ini berarti wujudnya akan berubah pada suhu kamar dari gas ke cair kemudian padat. Kecenderungan sifat apa lagi yang dapat anda ramalkan?
Dalam kimia karbon adalah panting bagi kita untuk dapat menuliskan rumus molekul dan rumus struktur. Rumus molekul menyatakan banyaknya atom setiap unsur yang ada dalam suatu molekul. Sedangkan rumus struktur menggambarkan bagaimana atom-atom itu terikat satu sama lain. Karena atom karbon merupakan tulang punggung dari semua senyawa karbon, maka kita harus mampu menggambarkan rangka karbon dalam suatu molekul senyawa karbon. Setiap atom karbon dikelilingi secara tetrahedral oleh atom-atom terikat dalam gambaran tiga dimensi, tetapi biasanya molekul-molekul senyawa karbon cukup digambarkan dengan gambaran dua dimensi saja.
H
|
H - C - H
|
H
           rumus struktur metana (gambar 2 dimensi)
Nama
Formula (rumus)
Formula struktural
metana
CH4
H
|
H - C - H
|
H
etana
C2H6
HH
||
H - C - C - H
||
HH
propana
C3H8
HHH
|||
H - C - C - C - H
|||
HHH
butana
C4H10
HHHH
||||
H - C - C - C - C - H
||||
HHHH
Sifat alkana sebenarnya berhubungan dengan rantai struktural molekulnya. Bila rantai karbon panjang atau bercabang, maka setelah anda buat rangka atom karbonnya tinggal membubuhkan atom-atom hidrogen pada ikatan atom karbon yang masih kosong.

contoh : molekul butana

||||
- C - C - C - C -
||||
            sekarang anda tinggal membubuhkan atom-atom hidrogennya
HHHH
||||
H - C - C - C - C - H
||||
HHHH
Kalau anda membuat molekul butana dengan molymod, terlihat bahwa rantai karbonnya tidak benar-benar lurus seperti rumus strukturnya, karena atom karbon tetrahedral mencegah gambaran rantai karbon lurus. Kebanyakan yang kita tuliskan adalah rumus struktur yang lebih sederhana lagi yaitu:
CH3 - CH2 - CH2 - CH3 atau CH3CH2CH2CH3
Jadi asal terbaca rantai karbonnya, itulah yang akan kita gunakan selanjutnya asal selalu ingat bahwa sesungguhnya adalah gambaran ruang.

D. Isomer Alkana
Bagaimana kita dapat memperoleh molekul alkana yang lebih panjang dari molekul yang lebih pendek ? Gantilah salah satu atom H dari metana dengan gugus -CH3 maka akan kita peroleh molekul etana. Demikian juga jika kita mengganti salah satu atom H dari etana dengan gugus -CH3 akan kita peroleh propana yang rantai karbonnya lebih panjang satu lagi.
CH3-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH3
CH3-CH2-
H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH3
Anda boleh memilih salah satu atom H yang mana saja untuk diganti dengan gugus -CH3 dan anda akan memperoleh hasil penggantian yang sama. Kita mengatakan bahwa setiap atom H terikat secara ekuivalen dengan atom karbon. Tetapi bila sekarang anda akan mengganti salah satu atom H dari propana dengan gugus -CH3 anda akan memperoleh lebih dari satu macam hasil, perhatikanlah:

CH
3-CH2-CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH2-CH3
                                                                    n-butana

HCH3
||
CH3-CH-CH3 diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH-CH3
isobutana
Jelas terlihat bahwa kedua hasil penggantian di atas berbeda, kita mengatakan atom H tidak lagi terikat secara ekuivalen. Atom C yang terikat dengan satu atom C dan 3 atom H disebut atom C primer, sedang atom C yang terikat dengan dua atom C den dua atom H disebut atom C sekunder. Kedua hasil penggantian itu mempunyai rumus struktur yang berbeda tetapi rumus molekulnya sama, peristiwa ini disebut isomer. Jadi dapatkah Anda mendefinisikan apa itu isomeri ? Kedua hasil penggantian itu adalah senyawa yang berbeda terbukti mempunyai sifat-sifat berbeda, titik beku dan titik didih dari yang berantai lurus adalah -138,3°C dan -0,5°C sedang yang rantainya bercabang adalah -159°C dan -12°C. Sekarang semakin jelas tentunya mengapa jumlah senyawa karbon itu demikian banyaknya.

E. Tata Nama Alkana
Sekarang bagaimana memberi nama isomer butana itu ? Untuk itu marilah kita gunakan aturan tata nama yang diterbitkan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).
  1. Rantai karbon berurutan yang terpanjang dalam suatu molekul ditentukan sebagai rantai induk. Carilah namanya pada tabel suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana dan letakkan di bagian belakang Kadang-kadang rumus struktur itu tidak digambarkan dengan rantai karbon terpanjang dalam garis lurus.
  2. Isomer bercabang diberi nama sebagai turunan rantai lurus di mana satu atau beberapa atom hidrogen diganti dengan pecahan alkana. Pecahan alkana ini disebut gugus alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai rumus umum -CnH2n+1
    Dengan mengganti n dengan angka-angka diperoleh suku-sukunya seperti terlihat pada tabel berikut
Beberapa gugus alkil
n
-CnH2n+1
Rumus struktur terinci
Rumus struktur sederhana
Nama
1 -CH3 H
|
- C - H
|
H
-CH3
metil
2 -C2H5 HH
||
- C - C - H
||
HH
-CH2-CH3
etil
3 -C3H7 HHH
|||
- C - C - C- H
|||
HHH
-CH2-CH2-CH3
propil
4 -C4H9 HHHH
||||
- C - C - C - C - H
||||
HHHH
-CH2-CH2-CH2-CH3
butil
      Tentunya anda dapat meneruskan untuk alkil-alkil lain, tetapi       sebagai gugus cabang tentunya jarang yang berantai panjang.       Letakkan nama gugus cabang ini di depan nama rantai induk
  1. Untuk menentukan cabang pada rantai induk, rantai induk itu diberi diberi nomor dari kiri atau dari kanan sehingga cabang pertama mempunyai nomor terkecil.

    contoh :

    HHHHH
    |||||
    H - C
    5 - C4 - C3 - C2 - C1 - H
    |||||
    HHHH-C-HH
    |
    H

    a. Menurut aturan nomor satu, rantai C terpanjang 5, jadi menurut 
    tabel ini , namanya pentana dan kita letakkan di bagian     belakang.
    b. cabangnya adalah metil
    c. Letakkan cabang itu pada atom C nomor dua dari kanan (karena     kalau dari kiri menjadi nomor 4).
  2. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu cabang. Jika cabang-cabang itu sama, namanya tidak perlu disebut dua kali. Cukup diberi awalan di- , kalau 3 cabang sama awalannya tri- , tetra untuk 4 cabang yang sama dan seterusnya. Ingat setiap cabang diberi satu nomor, tidak peduli cabangnya sama atau beda.

    contoh :
    HHHH
    ||||
    H-
    1C  - 2C   -  3C -  4C - H     2,3-dimetilbutana
    ||||
    HH-C-H H-C-H H
    ||
    HH

    a. Rantai terpanjangnya 4, jadi dinamakan butana
    b. Cabangnya adalah metil dan ada dua
    c. Letak cabangnya pada atom C nomor 2 dan nomor 3.

    Jika cabang-cabang itu berbeda, maka urutan menyebutnya adalah menurut urutan abjad huruf pertamanya, cabang etil disebut dulu dari cabang metil.

F. Alkena
Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n. Kekurangan jumlah atom H pada alkena dibandingkan dengan jumlah atom H pada alkana dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan untuk n = 2, pada alkana adalah C2H6 sedang pada alkena adalah C2H4, bagaimana dapat digambarkan rumus strukturnya? Perhatikan contoh berikut!

HHHH
||||
H - C - C - H berubah menjadi H - C = C - H
||
HHKedua atom H di bawah harus dibebaskan supaya elektron-elektron atom C yang tadinya dipakai untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom H dapat dialihkan untuk membentuk ikatan kovalen dengan sesama atom karbon. Alkena mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C, maka suku pertama alkena harus mengandung dua atom C. Jadi n = 2, dan beberapa suku lain dapat Anda lihat pada tabel berikut ini.
Lima suku pertama alkena
Suku ke
n
rumus struktur
nama
1
2
3
4
5
2
3
4
5
6
CH2 = CH2
CH
2 = CH - CH3
CH
2 = CH - CH2 - CH3
CH
2 = CH - CH2 - CH2 - CH3
CH
2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3
etena
propena
1-butena
1-pentena
1-heksena
Nama alkena berbeda dengan alkana hanya pada bagian belakang, jadi bagian yang menunjuk pada jumlah tidak berubah. Bagaimana memberi nama alkena yang bercabang? Secara garis, besar tidak berbeda dengan cara memberi nama alkana yang bercabang, tetapi pada penentuan rantai induk yang terpanjang harus rantai yang mengandung ikatan rangkap. Jadi ikatan rangkapnya diutamakan dengan nomor terkecil. Sebagai contoh lihatlah rumus struktur berikut ini.
HHHH
||||
1C = C2 - C3 - C4 - H      3-metil-1-butena (bukan 2-metil-3-butena)
|||
HCH
3H
Pada alkana tidak ada bagian dari rumus strukturnya yang mempunyai ciri khas, sebaliknya pada alkena ada bagian dari rumus strukturnya yang mengandung satu ikatan rangkap dua. Bagian ini (-C=C-) disebut gugus fungsional.
Suku alkena yang banya dikenal adalah etena (etilena) dan propena (propilena) yang merupakan bahan dasar untuk membuat plastik polietena (politena) dan polipropilen.
G. Alkuna
Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap molekulnya mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan. Untuk membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom H, yang dapat diikat berkurang dua, maka rumus umumnya menjadi
C
nH2n+2 - 4H = CnH2n-2
Seperti halnya alkena, alkuna juga mempunyai suku pertama dengan harga n = 2, sehingga rumus molekulnya C2H2, sedang rumus strukturnya H - C C - H. Senyawa alkuna tersebut mempunyai nama etuna atau dengan nama lazim asetilena. Asetilena merupakan suatu gas yang dihasilkan dari reaksi karbon dengan air dan banyak digunakan oleh tukang las untuk menyambung besi.
CaC2 (s) + 2 H20 (l) C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
karbida asetilena
Tata nama alkuna sama dengan alkana atau alkena, bagian pertama menunjuk pada jumlah sedang bagian kedua adalah akhiran -una, tetapi suku pertamanya juga mempunyai n = 2 seperti alkena. Etuna merupakan suku alkuna satu-satunya yang dapat dibuat. Suku-suku alkuna lain sering diberi nama atau dianggap sebagai turunan etuna. Jadi propuna disebut metil asetilena.
Seperti pada alkana, suku-suku rendah pada alkena dan alkuna pun hanya mempunyai satu rumus struktur, tetapi pada suku ketiga (jangan lupa harga n-nya 4) dapat kita tuliskan lebih dari satu rumus struktur yaitu ,
pada alkena
1-butena
CH
2=CH-CH2-CH3
2-butena
CH
3-CH=CH-CH3
2-metil-1-propena CH2=C-CH3
|
CH
3
pada alkuna
CH3C-CH2-CH3
1-butuna
CH3-CC-CH3 2-butuna
Jadi peristiwa isomeri terjadi pula pada alkena dan alkuna, bahkan penyebabnya dua. Kalau pada alkana hanya pada rantainya berbeda (disebut isomeri rantai), pada alkena dan alkuna dapat pula disebabkan ikatan rangkapnya berpindah tempat (disebut isomeri posisi) karena itu letak ikatan rangkap pada suku-suku alkena dan alkuna yang lebih tinggi selalu diberi nomor seperti terlihat di atas.

H. Beberapa Hidrokarbon Lain
Seperti dikatakan dalam klasifikasi hidrokarbon, masih banyak hidrokarbon lainnya, tetapi rumus umumnya kadang-kadang sama dengan rumus umum yang ada antara lain rumus umum alkena. Rumus umum alkena juga menunjukkan hidrokarbon siklis yang jenuh yang dikenal sebagai siklana (siklo-alkana) dan siklo-propana sebagai suku pertamanya mempunyai harga n = 3. Alkandiena dan siklo-alkena mempunyai rumus umum yang sama dengan alkuna. Rumus molekul C5H8 dapat merupakan pentuna, isoprena (monomer dari karet alam atau siklopentana).
H3C - CH2 - CH2 - C CH         pentuna
H2C = C - CH = CH2
|                                 isoprena
CH3
Adalagi hidrokarbon berlingkar yang mengandung cincin segi enam, dikenal sebagai hidrokarbon aromatik karena umumnya hidrokarbon ini harum baunya walaupun banyak juga yang beracun. Struktur utama senyawa aromatik yang menjadi dasar sifat-sifat kimianya adalah cincin benzena. Cincin benzena biasa digambarkan sebagai segi-enam beraturan dengan tiap sudut ditempati oleh atom C yang mengikat satu atom H dan ikatan rangkap yang berselang-seling antara dua atom C yang berurutan (lihat gambar di bawah ini). Gambaran ini sempat menguasai senyawa aromatik untuk beberapa puluh tahun sebelum akhirnya diubah karena sifat-sifat utama ikatan rangkap tidak tampak pada gambaran struktur benzena sebelumnya. Hidrokarbon aromatik banyak pula terdapat dalam minyak bumi.
rumus lama struktur benzena
H
|
HCH
\//\ /
CC
|||
CC
/\\/\
HCH
|